Petani milenial di Bone, Sulawesi Selatan, mendadak dibuat terkejut setelah bantuan alat pertanian dari pemerintah pusat tiba-tiba disita oleh kepala desa dan Babinsa setempat. Tanpa surat resmi dari dinas terkait, traktor dan rotavator yang seharusnya digunakan untuk meningkatkan produktivitas pertanian justru diamankan oleh pihak desa.
Kelompok petani muda yang tergabung dalam Brigade Malomoe awalnya menerima alat dan mesin pertanian dari Kementerian Pertanian, termasuk traktor roda 4, traktor roda 2, rotavator, dan mesin tanam padi. Namun, setelah alat tersebut diserahkan oleh Bupati Bone, mereka mendapati bahwa kepala desa meminta agar traktor dibawa ke rumahnya untuk ‘syukuran’.
Kisah Seru : Pewaris Panglima Hitam
Awalnya, anggota Brigade tidak menaruh curiga. Namun, ketika mereka hendak mengambil kembali traktor tersebut, kepala desa menolak dan mengaku bahwa alat tersebut telah diamankan atas perintah Babinsa. Dalihnya? Brigade Malomoe disebut ‘ingin berjalan sendiri’ tanpa koordinasi dengan pemerintah desa.
Kondisi ini membuat para petani kecewa. Mereka mempertanyakan dasar hukum dari penyitaan ini, terutama karena bantuan tersebut merupakan program resmi dari pemerintah pusat. Seharusnya, alat pertanian diberikan langsung kepada penerima manfaat tanpa intervensi pihak lain.
Baca Juga:
Kepala Desa Labongnge, Jumriadi, berkilah bahwa alat tersebut tidak disita, melainkan diamankan agar tidak menimbulkan masalah dalam pembagian dan pemanfaatannya. Ia menegaskan bahwa semua alat kini berada di Koramil, menunggu keputusan lebih lanjut.

