Sikka, NTT β Seorang lansia berusia 81 tahun asal Desa Lewomada, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), meninggal dunia setelah terinfeksi rabies akibat gigitan anak anjing peliharaannya sendiri. Korban, Yuliana Juli, sempat menjalani perawatan selama dua hari di RSUD TC Hillers Maumere sebelum akhirnya mengembuskan napas terakhir pada Senin, 20 Juli 2025, pukul 05.00 WITA.
Tragedi ini menyentak perhatian masyarakat dan pemerintah daerah, lantaran korban sebenarnya sempat mendapat rekomendasi untuk vaksinasi setelah insiden gigitan terjadi empat bulan lalu. Namun, menurut penuturan keluarga, vaksinasi tidak dilakukan karena korban merasa baik-baik saja.
βAwalnya luka gigitan sudah sembuh, jadi tidak dilanjutkan ke vaksinasi. Tapi beberapa hari terakhir, korban mengalami demam, takut cahaya, bahkan takut air. Kami tidak menyangka itu gejala rabies,β ujar salah satu anggota keluarga.
Setelah dirawat di rumah sakit sejak 15 Juli 2025, kondisi korban sempat stabil. Namun karena permintaan keluarga, korban diperbolehkan pulang pada 17 Juli. Sayangnya, dua hari kemudian, kondisi memburuk drastis hingga nyawanya tidak tertolong.
Kepala Desa Lewomada, Dominikus Pondeng, membenarkan kejadian tersebut. Ia mengaku prihatin sekaligus mengimbau warganya agar tidak meremehkan gejala-gejala pasca-gigitan anjing, terutama jika hewan tersebut belum divaksinasi rabies.
βIni jadi pelajaran untuk semua. Vaksinasi rabies itu penting, meskipun luka kecil. Kami akan galakkan sosialisasi,β ujarnya.
Menurut data dari Dinas Kesehatan Sikka, kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR) di wilayahnya meningkat dalam setahun terakhir. Namun masih banyak masyarakat yang belum memahami urgensi vaksinasi pasca-gigitan.
Pengamat kesehatan masyarakat pesisir, Dr. Hartono Lalo dari Universitas Nusa Nipa, menyebut bahwa banyak korban rabies terlambat mendapat penanganan karena minimnya edukasi dan akses vaksin.
βRabies bisa dicegah. Tapi jika sudah muncul gejala, kemungkinan bertahan sangat kecil. Maka deteksi dini dan edukasi warga harus jadi prioritas,β jelasnya.
Pemerintah Kabupaten Sikka melalui Dinas Kesehatan menyatakan akan meningkatkan jumlah stok vaksin rabies di setiap puskesmas, sekaligus menyiapkan kader kesehatan di desa-desa untuk melakukan edukasi pintu ke pintu.
Sementara itu, petugas Dinas Peternakan setempat juga mengimbau pemilik anjing untuk segera melaporkan gigitan serta memastikan anjing peliharaan mereka divaksinasi secara berkala.
βKami minta warga yang punya anjing, terutama yang berkeliaran bebas, untuk ikut program vaksinasi. Jangan tunggu korban lagi,β ujar salah satu petugas yang melakukan investigasi lapangan.
Yuliana Juli kini telah dimakamkan oleh pihak keluarga dengan protokol sesuai ketentuan. Tragedi ini menjadi pengingat pahit bahwa rabies bukan sekadar penyakit, tapi ancaman nyata bagi keselamatan komunitas jika tidak ditangani secara serius.
*Naskah ini disusun berdasarkan berbagai sumber terpercaya dengan pengolahan redaksional oleh tim Indonewsia.id. Untuk informasi selengkapnya, silakan merujuk pada tautan sumber berita yang disertakan.