JAKARTA — Pengamat perkotaan Nirwono Joga mendukung langkah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun ruang terbuka hijau (RTH) mikro di kawasan kumuh. Menurutnya, kebijakan ini merupakan terobosan efektif untuk menambah luasan ruang hijau di ibu kota yang saat ini masih minim.
Pembangunan RTH mikro dianggap menjadi solusi realistis di tengah keterbatasan lahan perkotaan. Aturan ideal menyebutkan satu RTH minimal seluas 250 meter persegi, namun di Jakarta sulit diwujudkan. Karena itu, taman mikro berukuran 50 meter persegi per kelurahan dinilai langkah cerdas dan adaptif.
“Dengan keterbatasan lahan, 50 meter persegi saja di tiap kelurahan sudah sangat berarti. Jika diterapkan di 267 kelurahan, Jakarta akan mendapat tambahan sekitar 1,5 hektare ruang hijau,” Ujar Nirwono Joga dalam acara Local Media Summit 2025 di Jakarta beberapa hari lalu.
Dosen Universitas Trisakti itu menilai, meski kecil, program ini bisa menjadi oase di tengah padatnya permukiman. Ia menyebut, taman sederhana dengan pohon, rumput, dan area bermain anak sudah cukup memberi ruang interaksi warga. Selain itu, RTH mikro dapat berfungsi sebagai area evakuasi bencana dan menambah kualitas udara kota.
Menurut Nirwono Joga, fungsi taman akan lebih maksimal bila terhubung dengan jalur hijau antarkawasan. Jalur ini akan berperan sebagai “AC alami” kota, menurunkan suhu panas, dan mengembalikan habitat burung serta satwa liar.
“Kalau jalur hijau ini saling terhubung, maka terbentuklah infrastruktur hijau kota,” katanya.
*Naskah ini disusun berdasarkan berbagai sumber terpercaya dengan pengolahan redaksional oleh tim Indonewsia.id. Untuk informasi selengkapnya, silakan merujuk pada tautan sumber berita yang disertakan.









