Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali mengalami pelemahan pada perdagangan Selasa, 22 April 2025. Rupiah ditutup melemah 53 poin atau 0,32 persen ke level Rp16.859,5 per Dolar AS.
Pelemahan ini dipicu oleh ketidakpastian kebijakan moneter AS setelah Presiden Donald Trump mengumumkan rencana untuk merombak Federal Reserve.
Pasar merespons negatif terhadap kemungkinan pemecatan Ketua The Fed, Jerome Powell, yang dinilai dapat mengganggu stabilitas ekonomi global.
Selain itu, kebijakan proteksionis AS semakin memperburuk sentimen pasar. Trump menerapkan tarif impor universal sebesar 10 persen terhadap produk dari 185 negara, yang efektif sejak awal April.
Kebijakan ini meningkatkan ketegangan perdagangan antara AS dan China, yang berimbas pada pelemahan mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.
Bank Indonesia (BI) terus memantau pergerakan rupiah dan berupaya melakukan intervensi guna menjaga stabilitas nilai tukar. Namun, tekanan eksternal dari kebijakan ekonomi global membuat rupiah tetap berada dalam tren pelemahan.
Di sisi lain, pelemahan rupiah berdampak pada harga barang impor yang semakin mahal, termasuk bahan baku industri dan kebutuhan pokok seperti terigu dan daging.
Hal ini berpotensi menekan daya beli masyarakat serta meningkatkan biaya produksi bagi sektor manufaktur.
Para pelaku pasar diimbau untuk tetap waspada terhadap sentimen eksternal yang memengaruhi pergerakan rupiah.
Dengan ketidakpastian ekonomi global yang masih tinggi, stabilitas nilai tukar rupiah menjadi tantangan utama bagi perekonomian Indonesia dalam beberapa bulan ke depan.
Loading ...*Naskah ini disusun berdasarkan berbagai sumber terpercaya dengan pengolahan redaksional oleh tim Indonewsia.id. Untuk informasi selengkapnya, silakan merujuk pada tautan sumber yang disertakan.
