Golongan darah manusia diklasifikasikan menjadi A, B, AB, dan O, dengan masing-masing memiliki rhesus positif atau negatif. Perbedaan ini bukan hanya penting dalam transfusi darah, tetapi juga berperan dalam perlindungan terhadap penyakit tertentu, termasuk malaria.
Peran Antigen dalam Golongan Darah
Golongan darah ditentukan oleh antigen yang ada di permukaan sel darah merah:
- Golongan A memiliki antigen A.
- Golongan B memiliki antigen B.
- Golongan AB memiliki kedua antigen (A dan B).
- Golongan O tidak memiliki antigen A maupun B.
Antigen ini berperan dalam sistem kekebalan tubuh dan dapat memengaruhi kerentanan seseorang terhadap penyakit tertentu.
Baca Juga:
Hubungan Golongan Darah dengan Malaria
Menurut Dr. Claudia Cohn dari Universitas Minnesota, perbedaan golongan darah manusia kemungkinan besar terkait dengan perlindungan terhadap malaria. Parasit malaria menyebabkan sel darah merah yang terinfeksi menumpuk di pembuluh darah kecil, menghalangi aliran darah dan oksigen ke otak.
Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan golongan darah O memiliki perlindungan lebih baik terhadap malaria. Studi tahun 2007 menemukan bahwa mereka 66% lebih kecil kemungkinannya mengalami malaria parah dibandingkan golongan darah lainnya.
Golongan Darah dan Risiko Penyakit Lain
Selain malaria, beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara golongan darah tertentu dengan risiko penyakit lain:
- Golongan darah O lebih rentan terhadap kolera, pes, tuberkulosis, dan gondongan.
- Golongan darah AB lebih mungkin mengalami cacar, infeksi Salmonella, dan E. coli.
Namun, Dr. Cohn menyebutkan bahwa hubungan ini belum terbukti secara kausal. Malaria adalah satu-satunya penyakit di mana perbedaan golongan darah benar-benar berperan.
Faktor Rhesus (Rh) dalam Golongan Darah
Selain antigen A dan B, ada juga protein faktor Rhesus (Rh) yang ada di permukaan sel darah merah. Jika seseorang memiliki protein ini, mereka disebut Rh positif (seperti A+ atau B+). Jika tidak, mereka disebut Rh negatif.
Sekitar 15% orang Kaukasia, 8% orang kulit hitam, dan 1% orang Asia tidak memiliki faktor Rh, membuat mereka Rh negatif. Namun, belum jelas mengapa sebagian orang memiliki Rh negatif dan apakah ada keuntungan evolusioner dari kondisi ini.
Perbedaan golongan darah manusia kemungkinan besar berkembang sebagai mekanisme perlindungan terhadap penyakit, terutama malaria. Meski begitu, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab tentang mengapa golongan darah A, B, dan AB tetap bertahan dalam populasi manusia, serta alasan di balik adanya faktor Rh negatif.
Mengetahui golongan darah bukan hanya penting untuk kebutuhan medis, tetapi juga dapat membantu kita memahami lebih dalam bagaimana tubuh manusia berevolusi untuk bertahan dari berbagai penyakit
