Hukum, *  

Kematian Diplomat Arya Daru Masih Misterius, Kompolnas Dorong Hasil Forensik Segera Dibuka

Avatar photo
📷 Istimewa
📷 Istimewa

Jakarta – Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mendesak agar hasil autopsi atas kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan, segera diumumkan ke publik. Arya ditemukan tak bernyawa di kamar kosnya di kawasan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, dalam kondisi yang memunculkan lebih banyak tanya ketimbang jawaban.

“Dalam pekan ini kami harapkan sudah ada kejelasan hasil forensik, agar bisa dikaitkan dengan fakta-fakta lapangan yang sudah dikumpulkan,” kata anggota Kompolnas, Benny Mamoto, Senin (22/7).

Kompolnas bersama tim kepolisian sebelumnya telah melakukan peninjauan ulang di tempat kejadian perkara (TKP). Dari hasil pemeriksaan fisik, tak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau kerusakan paksa di kamar korban. Kunci pintu ditemukan dalam posisi terkunci dari dalam, plafon dan saluran air tidak rusak, serta posisi jasad tidak menunjukkan kekacauan di sekitarnya.

Namun, justru kerapihan itulah yang menimbulkan kecurigaan. “Semua terlalu rapi, seperti tidak terjadi sesuatu. Tapi itu juga bisa berarti ada kemungkinan lain yang masih kami telusuri,” ujar seorang penyidik di lapangan yang enggan disebutkan namanya.

Rekaman CCTV dari sekitar kos juga telah diamankan oleh Polda Metro Jaya. Petugas digital forensik menyisir data selama 48 jam sebelum dan sesudah kejadian. Diduga, hanya sedikit interaksi terakhir Arya terekam dalam sistem, sementara data aktivitas ponsel dan laptop korban masih dalam proses pencocokan.

Kompolnas memastikan pihaknya ikut memverifikasi komunikasi terakhir korban, termasuk pesan kepada istri dan penjaga kos. Sejauh ini, tidak ditemukan tanda adanya ancaman langsung. Namun, keterlibatan Arya sebagai diplomat aktif membuka potensi adanya tekanan psikis dari aspek pekerjaan.

“Kami tak bisa menutup kemungkinan adanya faktor tekanan dari tugas atau beban pekerjaan, tapi semua itu harus dibuktikan dari hasil visum dan autopsi,” ujar Benny.

Polda Metro Jaya juga telah menggandeng rumah sakit rujukan nasional untuk melakukan uji toksikologi dan organ dalam. Prosedur ini memang membutuhkan waktu antara 10–14 hari. Itu sebabnya hasil resmi belum dapat diumumkan hingga hari ini.

Menanggapi banyaknya spekulasi liar di media sosial, Kompolnas meminta masyarakat bersabar dan tidak membuat narasi sendiri. “Semua harus diuji, tidak bisa berdasarkan asumsi,” ujar Benny.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri menyatakan dukacita mendalam dan menyerahkan sepenuhnya proses penyelidikan kepada aparat. Keluarga korban juga menolak diwawancarai, dan hanya meminta privasi selama masa duka.

Kasus kematian Arya Daru ini menambah daftar panjang kematian misterius yang menyita perhatian publik. Sebagai diplomat muda dengan karier yang sedang naik daun, kematiannya mengundang simpati sekaligus keprihatinan banyak pihak.

Kompolnas berjanji akan mengawal proses penyelidikan hingga tuntas, agar tidak ada ruang untuk ketidakjelasan. “Kami ingin semuanya terbuka dan profesional. Jangan sampai ada ruang abu-abu dalam kasus seperti ini,” pungkas Benny.

*Naskah ini disusun berdasarkan berbagai sumber terpercaya dengan pengolahan redaksional oleh tim Indonewsia.id. Untuk informasi selengkapnya, silakan merujuk pada tautan sumber berita yang disertakan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *