Jakarta, Indonewsia.Id β Ketua Umum Tim Penanggungjawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025, Eduart Wolok, mengungkapkan bahwa praktik kecurangan dalam Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) bisa mencapai ratusan juta rupiah per kursi, terutama untuk program studi favorit seperti kedokteran.
Dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (27/5/2025), Eduart menyebut bahwa pihaknya tengah merekapitulasi data terkait lokasi terbanyak ditemukannya kasus kecurangan. Ia menegaskan bahwa jika ada informasi yang perlu ditindaklanjuti oleh aparat, pihaknya akan segera menyerahkannya.
βKami sedang mendata supaya nantinya bisa memberikan informasi yang lebih valid. Jika ada yang perlu ditindaklanjuti oleh aparat, kami akan berikan kepada mereka,β ujar Eduart.
Ia juga menyoroti bahwa kecurangan ini terjadi karena adanya permintaan dari peserta maupun orang tua, yang ingin memastikan anaknya lolos ke perguruan tinggi favorit.
βSangat disayangkan jika ada orang tua yang rela membayar dengan nilai fantastis untuk kecurangan ini. Padahal, seharusnya kita memberikan kepercayaan kepada anak-anak yang mampu untuk bersaing secara fair,β tambahnya.
Eduart memastikan bahwa peserta yang terbukti melakukan kecurangan akan didiskualifikasi, dengan sanksi yang beragam, mulai dari blacklist hingga penanganan oleh pihak berwajib jika kasusnya berskala besar.
βKami tidak ingin mematikan masa depan seseorang secara membabi buta. Kami akan melihat detailnya, apakah inisiatif datang dari orang tua atau peserta sendiri,β jelasnya.
Panitia SNPMB berkomitmen untuk mengawal kasus kecurangan ini hingga ke pihak berwajib, guna memastikan integritas seleksi masuk perguruan tinggi tetap terjaga.
*Naskah ini disusun berdasarkan berbagai sumber terpercaya dengan pengolahan redaksional oleh tim Indonewsia.id. Untuk informasi selengkapnya, silakan merujuk pada tautan sumber berita yang disertakan.