Gubernur Pramono Dorong Sistem Air Limbah Terintegrasi di Pluit

Avatar photo

JAKARTA — Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung meninjau proyek Jakarta Sewerage Development Project (JSDP) Zona I Pluit, Kamis (30/10). Proyek ini menjadi langkah strategis dalam membangun sistem air limbah terintegrasi di Ibu Kota.  Pembangunan yang dimulai sejak 2023 itu ditargetkan rampung pada 2027 dan diharapkan melayani sekitar 220.000 rumah tangga atau satu juta penduduk Jakarta Utara dan Barat.

Menurut Gubernur Pramono, sistem air limbah terintegrasi merupakan infrastruktur penting bagi kota global yang berorientasi pada keberlanjutan. Ia mengakui proyek ini menghadapi sejumlah tantangan, terutama terkait gangguan lalu lintas selama proses konstruksi, namun menegaskan bahwa manfaat jangka panjangnya jauh lebih besar.

“Penanganan air limbah harus diatur dengan baik agar Jakarta tetap menjadi kota inklusif dan berkelanjutan,” ujarnya seperri dikutip dari laman PPID Provinsi DKI Jakarta, Kamis, (30/10).

Lebih lanjut, Pramono menginstruksikan jajaran Pemprov DKI Jakarta untuk memperkuat kolaborasi dengan pemerintah pusat agar pengelolaan sistem air limbah terintegrasi dapat mendukung kualitas air bersih sekaligus mencegah pencemaran lingkungan.

“Setelah saya lihat sendiri, proyek ini bekerja di bawah tanah dengan kedalaman hingga 30 meter. Ini proyek vital agar persoalan limbah di Jakarta tertangani secara menyeluruh,” katanya.

Sementara itu, Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dewi Chomistriana, menjelaskan bahwa JSDP berfungsi memisahkan saluran air limbah dari air bersih dan drainase, sehingga mampu mengurangi pencemaran air tanah dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Zona 1 Pluit saat ini baru mencakup 7,8% dari total penduduk DKI Jakarta, dengan cakupan wilayah 4.901 hektare di Jakarta Utara dan Jakarta Barat.

Pembangunan IPAL JSDP dirancang melalui beberapa tahap, mulai dari pengolahan awal, primer, sekunder hingga desinfeksi, menggunakan teknologi seperti activated sludge dan membrane bioreactor (MBR). Hasil akhir pengolahan diharapkan memenuhi baku mutu nasional dan dapat dimanfaatkan kembali untuk kebutuhan non-konsumtif.

*Naskah ini disusun berdasarkan berbagai sumber terpercaya dengan pengolahan redaksional oleh tim Indonewsia.id. Untuk informasi selengkapnya, silakan merujuk pada tautan sumber berita yang disertakan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *