Jakarta, 25 Maret 2025 – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami tekanan terbesar dalam sejarah, dengan posisi terendah tercatat di angka Rp16.640 per dolar AS. Kondisi ini menjadi sorotan utama menjelang libur Lebaran 2025, memicu kekhawatiran akan dampaknya terhadap stabilitas ekonomi nasional.
Bank Indonesia (BI) menjelaskan bahwa penguatan indeks dolar (DXY) menjadi penyebab utama tekanan ini, diperparah oleh tingginya permintaan dolar untuk pembayaran dividen dan utang.
Kisah Seru : Pewaris Panglima Hitam
“Kami tetap berkomitmen menjaga keseimbangan pasar dengan intervensi yang diperlukan,” ujar Edi Susianto, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI, dalam konferensi pers.
Selain itu, aksi jual bersih oleh investor asing selama beberapa hari terakhir semakin memperburuk kondisi rupiah. Ekonom KB Valbury Sekuritas, Fikri C Permana, menambahkan bahwa perpindahan aset ke dolar AS menjelang libur panjang turut berkontribusi pada pelemahan ini.
Baca Juga:
Meski menghadapi tantangan berat, BI optimis mampu meredam tekanan terhadap rupiah melalui strategi yang matang, termasuk menjaga suplai valas di pasar. Langkah ini menjadi penentu agar perekonomian tetap stabil di tengah gejolak global yang kian intensif.

