Video asusila yang diduga melibatkan pelajar kembali menggegerkan publik setelah tersebar luas di berbagai platform media sosial dan aplikasi percakapan.
Video berdurasi singkat itu memperlihatkan sepasang muda-mudi dalam aksi tak senonoh yang diduga dilakukan di sebuah ruangan tertutup.
Masyarakat mengecam keras peredaran konten tersebut, terutama karena diduga kuat pemeran dalam video masih di bawah umur.
Banyak pihak mendesak agar aparat segera menindak pelaku dan penyebar video demi mencegah dampak psikologis yang lebih luas, baik bagi korban maupun publik.
Pakar pendidikan menyayangkan lemahnya kontrol sosial dan edukasi di lingkungan pelajar.
Menurut mereka, peran keluarga, sekolah, dan masyarakat sangat penting dalam membentuk kesadaran serta etika penggunaan media digital.
Polisi sendiri dikabarkan telah menerima laporan dari sejumlah pihak dan sedang melakukan penelusuran.
Jejak digital video tersebut akan menjadi bahan penting untuk mengungkap identitas pemeran dan pihak yang pertama kali menyebarkan.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga ikut angkat bicara, menyerukan agar korban mendapat perlindungan maksimal, dan tidak mengalami reviktimisasi dari pemberitaan atau penghakiman publik.
Peredaran konten asusila yang melibatkan anak di bawah umur melanggar Undang-Undang Pornografi serta UU Perlindungan Anak.
Sanksi hukum tegas dapat dikenakan baik kepada pelaku, perekam, maupun penyebar video.
Fenomena ini menjadi alarm bagi semua pihak tentang pentingnya literasi digital sejak dini. Tak cukup hanya melarang, tetapi juga harus memberikan pemahaman menyeluruh tentang bahaya dan dampak hukum dari tindakan tersebut.
Loading ...*Naskah ini disusun berdasarkan berbagai sumber terpercaya dengan pengolahan redaksional oleh tim Indonewsia.id. Untuk informasi selengkapnya, silakan merujuk pada tautan sumber yang disertakan.
